Menurut parah ahli seismologi dan geologi, daerah di Indonesia yang sedang menyimpan potensi besar terjadinya gempabumi adalah daerah Mentawai. Hal ini dilihat dari historis gempabumi dimulai dari gempabumi Aceh 2004, kemudian diikuti dengan gempabumi Simeulue, Nias, Siberut, kemudian gempabumi yang semula diperkirakan akibat patahnya segmen Mentawai yaitu gempabumi Pagai Selatan, namun sebenarnya gempabumi ini disebabkan oleh patahnya segmen selatan Mentawai, sehingga segmen Mentawai sebenarnya masih menyimpan potensi gempabumi.
Dari list gempabumi terkini yang dirilis BMKG terlihat adanya "seismic gap" atau absensi gempabumi di sekitar segmen Mentawai yang menunjukan adanya akumulasi energi yang sampai saat ini belum terlepas. Jika akumulasi energi ini terjadi dalam waktu yang lebih lama, akan berpotensi menghasilkan gempabumi yang lebih besar.
Seperti diibaratkan seorang dokter yg dapat memvonis seorang pasien yang terkena kanker stadium akhir bahwa dia tidak mungkin diselamatkan lagi, namun dokter tersebut tidak dapat memprediksi secara pasti kapan pasien tersebut akan meninggal dunia. Demikian juga dengan gempabumi di suatu daerah yang hanya dapat dilihat potensi terjadinya dengan melihat historis data dan keadaan tektoniknya, namun tidak dapat diprediksi secara akurat kapan waktu terjadi dan kekuatan gempanya.
Sejauh ini belum ada manusia atau teknologi yang dapat mengendalikan alam, dan bencana alam itu tidak dapat dihindari. Yang diperlukan hanyalah kesiapan menghadapi bencana tersebut dengan kewaspadaan dan kearifan lokal untuk meminimalisir dampak dari bencana tersebut.
Selengkapnya...