Rabu, 18 Mei 2011

Isu Gempabumi Jakarta

Menanggapi berita yang mengisukan akan terjadinya gempabumi tektonik berkekuatan 8.7 di Jakarta, sebagai salah satu taruna yang mempelajari ilmu Geofisika di Akademi Meteorologi dan Geofisika hanya ingin berbagi sedikit info mengenai pengetahuan yang saya miliki.

Pertama, sampai saat ini belum ada teknologi ilmiah di dunia yang dapat memprediksi gempabumi tektonik secara tepat, dikarenakan keadaan heterogen Bumi dan ketidakmungkinan pengukuran secara langsung di zona stress. Keadaan ini membatasi kemampuan manusia untuk menghitung akumulasi energi yang terjadi di daerah subduksi lempeng secara pasti dan kemampuan batuan untuk menahan energi tersebut (daya elastisitas) serta berbagai faktor sekunder lainnya. Kompresi pada suatu daerah hingga melewati batas elastisitas inilah yang akhirnya melepaskan energi yang dikenal sebagai gempabumi tektonik.


Peta Seismisitas Indonesia 1973-2004

Mengacu pada peta seismisitas Indonesia, periode 1973-2004 yang dirilis BMKG dan BAKOSURTANAL maupun peta seismitas dari USGS, daerah Jakarta termasuk daerah yang cukup aman dari gempabumi jika dilihat dari segi lokasi, karena berada cukup jauh dari histori epicenter gempabumi di pulau Jawa yang sebagian besar gempanya berpusat di selatan Jawa (zona megathrust pertemuan lempeng Eurasia dan Indo-Australia).

Namun belajar dari gempabumi Mexico 19 September 1985, jarak epicenter bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi dampak gempabumi. Faktor utama yang mempengaruhi dampak gempabumi adalah nilai percepatan tanah maksimum dan ketahanan bangunan terhadap gempabumi di daerah tersebut. Pendirian bangunan dengan memperhatikan peta resiko gempabumi diharapkan dapat meminimalkan dampak gempabumi yang mungkin terjadi.


Tidak ada komentar :

Posting Komentar